Rabu, 20 Agustus 2014



Kawin Dengan al-Qur’an
Oleh Ahmad Masrul

Biasanya, kita mendengar istilah kawin itu urusan manusia dengan manusia. Namun ternyata, kita sudah harus bisa kawin dengan al-Qur’an. Yakni melahirkan keturunan yang berakhlaq al-Qur’an dan sunahnya. Inilah tujuan terbaik dari perkawinan itu sendiri. 

Bagaimana agar bisa kawin dengan al-Qur’an? Minimal kita bisa melaksanakan resep 5 M, agar kita dan keturunan, bisa mencapai kebahagiaan lahir dan bathin, menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Buah dari perkawinan dengan al-Qur’an.

Anak-anak hasil kawin dengan al-Qur’an, melahirkan keturunan yang saleh – salehah. Dari kecil, semenjak dini ia sudah rajin sholatnya tanpa disuruh, rajin puasa Senin Kamis, bahkan bisa menghafal al-Qur’an.  Bahkan al-Qur’an menyatu dalam dirinya, bercampur dengan darah dan dagingnya. Subhanallah.  

Resep Kawin dengan al-Qur’an, yakni melaksanakan 5 M. Pertama, membaca al-Qur’an. Targetnya bukan hanya bisa baca Al-Quran tetapi membiasakan membaca al-Qur’an. Nabi Muhammad memberikan tips, “ Bacalah Al Qur'an sesungguhnya ia akan datang di hari Kiamat menjadi syafaat (penolong) bagi pembacanya." (Riwayat Muslim).

Kedua, Menghafal al-Qur’an. Dari pengalaman yang ada, anak-anak yang menghafal al-Qur’an sangat berprestasi. Tidak hanya akhlaknya, melainkan prestasi akademisnya. Ternyata kemampuan menghafal al-Qur’an memacu softskill intelektual. Bayangkan bagi orang yang hafal al-Qur’an, otaknya menyimpan  file memori yang yang sangat baik dan kuat. Anak-anak yang menghafal al-Qur’an lebih terjaga, lebih tahan dan lebih siap bersosialisasi dengan lingkungannya.

Ketiga,  Memahami (mentadaburi) al-Qur’an. Kata tadabur, sering dipakai oleh kita, ketika melihat indahnya alam, laut luas membentang, langit yang menawan tanpa tiang, sampai memikirkan secara mendalam dibalik penciptaan-Nya. Begitu  kuasanya Allah, menciptakan alam ini. Inilah tadabur al-Qur’an.

Keempat, mencintai al-Qur’an. Menanamkan  kecintaan anak terhadap al-Qur’an sejak dini merupakan vitamin yang multimanfaat. Karena akan menjadikan dewasanya kelak, mengalahkan kecintaan terhadap hal lainnya. Bukankah masa anak-anak adalah masa pembentukan watak yang sangat utama, usia anak usia yang pandai meniru, diibaratkan mereka seperti lembaran yang masih polos dan bersih. Isilah dengan cinta, yaitu cinta kepada al-qur’an.

Kelima, mengamalkan al-Qur’an. Inilah resep puncak yang memiliki kaya akan rasa dari kawin dengan al-Qur’an. Rasa ketika tidak ada lagi rasa selain, mengiyakan perintah Allah dan rasulnya. Taat atas perintah-Nya, sami’na wa a’tona. Rasa tertinggi yang menghasilkan rich taste, yang ada di hati dan jiwanya, tutur katanya, tingkah polahnya, akhlak pikiran dan sikapnya tiada lain al-Qur’an. Mari kawin dengan al-Qur’an, selamat menghasilkan keturunan yang Qur’ani.   Wallahu'alam